Kopi dihirup begitu kelat,
Pahitnya rasa menyekat dikerongkong,
Rasanya tidak sama seperti sepurnama yang lalu,
Biarlah beribu kali ku bancuh,
Rasanya kelat berjuta sepi,
Terasanya pahit
beribu mimpi,
Tetaplah aku terus membancuh,
Asal saja aku masih terus mampu menghirup,
Tawarnya secawan kopi
Ciklolita, 8.59
pm ( 6/4/2020), Johor Bahru
0 comments:
Post a Comment